Selasa, 07 Februari 2012

Berbakti pada Orang tua dan Guru

Posted by Akhlakul Karimah |
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Berbakti Kepada Orangtua

Adik-adik, sekarang coba deh bayangin wajah kedua orangtuamu. Dulu waktu kita belum melihat dunia…kita tahu pasti ibu kita kesusahan waktu membawa-bawa berat badan kita di perutnya selam 9 bulan. Dengan payah dan penderitaan saaat melhirkan kita, tetapi ibu kita terobati rasa sakitnya dengan suara tangisan kita. Alhamdulillah …akhirnya kita lahir …!!
Terus dengan sabar dan gembira kedua orangtua kita membesarkan, mendidik kita sampai sebesar ini. Pokoknya kalau dihitung-hitung jasa dan kebaikan mereka tidak akan pernah terbalas deh! Percaya, kan?

Sekarang coba kita lhat orang-orang shaleh terdahulu sangat berbakti keapda kedua orangtuanya. Contohnya yaitu
Sayyidina Ali Zainal Abidin ra, ia sangat berbakti kepada kedua orangtuanya sampai sahabatnya berkata kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling berbakti
kepada ibumu. Tatpi mengapa kami tidak pernah melihat engkau makan bersama dengannya. Beliau menjawab, “Ya, karena saya khawatir tanganku mendahului mengambil makan yang telah dilihat dan hendak dirasakannya sehingga akupun mendurhakainya”. Subhanallah sampai seperti itu hati-hatinya Sayyidina Ali dalam menjaga adab kedapa orangtuanya.
Contoh lainnya yaitu bagaimana Sayyidina Ismail putra Nabi Ibrahim as adalah seorang yang sangat barbakti kepada kedua orangtuanya. Ketikam encapai umur 13 tahun, Ibrahim ayahnya berkata, “Wahai anakku sesungguhnya dalam tidurku, aku bermimpi menyembelihmu. Coba pikirkan bagaimana pendapatmu! Ia menjawab< “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. As Shaffat: 102)
Maka Nabi Ibrahim mematuhi perintah Allah dan hendak menyembelih puteranya. Dalam suasana mencekam itu Sayyidina Ismail teringat akan ibunya. Dan berkata kepada ayahnya, ” Wahai ayahku ikatlah aku erat-erat agar tidak goyah dan lepaskan bajuku supaya tidak terkena darahku sehingga apabila ibuku melihatnya akan menambah kesedihannya. Sampaikan salamku kepada ibu. Jika ayah hendak mengembalikan bajuku kepada ibu, maka lakukanlah karena hal itu akan dapat menghibur hatinya dan sebagai kenangan kepada anaknya.”
Berkat kesabaran Ismail dan Nabi Ibrahim, maka Allah yang sedang menguji keduanya menggantikan Ismail dengan seekor domba untuk disembelih. Nah, kalian bisa lihat kan betapa bakti dan kesabaran Sayyidina Ismail dan bagaimana kepatuhan Nabi Ibrahim terhadap perintah Allah, padahal Ismail adalah putera yang sangat dicintainya. Keduanya sabar dalam menghadapi ujian dari Allah.
Dari cerita tersebut maka kita wajib mengikuti perintah orangtua yang memang tidak melanggar perintah Allah, tetapi jika kita diperintah melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah oleh kedua orangtua, maka kita tidak boleh mengikutinya.
Perintah ihsan (baik) pada orangtua ada dalam Al Quran dan Hadist, berarti kita diperintah Allah untuk melakukannya (QS 2:83, 6:151, 4:36)
Dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim:
Dari Abdurrahman bin Mas`ud ra, ia berkata, “Saya bertanya kepada Nabi saw, ‘Amal apa yang paling disukai oleh Allah Ta`ala? Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya”. Saya bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbuat baiklah pada orang tua”. Saya bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berjuang (berjihad) di jalan Allah”.
Rasul saw meletakkan durhaka pada orang tua sebagai dosa besar kedua setelah syirik. “Dari Abdullah bin `Amr bin Al `Ash ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, mendurhakai orang tua, membunuh orang dan sumpah palsu”. (HR Bukhari)
Rasulullah saw mengaitkan keridhaan dan kemarahan Allah swt dengan keridhaan dan kemarahan orang tua. “Ridlallah fi ridla walidain…” (HR Tirmidzi)
Jadi jangan sampai orang tua kita marah kepada kita, karena doa mereka cepat sekali dikabulkan Allah (ingat nggak kisah Malin Kundang).
Sekarang bagaimana sih caranya berbakti kepada orang tua?
1. Cara berbakti dan taat kepada ibu dan bapak:
2. Bersikap hormat dan sopan santun dalam segala hal.
3. Mendo`akan ibu dan bapak
4. Berbuat baik kepada ibu-bapak.
5. Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut.
6. Membantu dengan harta.
7. Merawat dan memelihara serta menyenangkan hati ibu-bapak.
8. Tidak menyakiti perasaan, hati, dan badan ibu-bapak.
9. Tidak berkata kasar atau kotor yang dapat menyinggung dan menyakiti hati ibu-bapak.
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda, “Di antara dosa-dosa besar itu ialah orang mencaci ibu-bapaknya”. Ditanya pula, “Bagaimana orang mencaci ibu-bapaknya?” Beliau bersabda, “Ya, ia mencaci ayah seseorang, maka orang itu mencaci ayahnya (membalas), ia mencaci ibu seseorang, dan orang itu mencaci ibunya”. (Muttafaq`alaih) (QS. 46:15, 17)
Tahu nggak, tidak ada sesuatu yang paling menggembirakan ayah ibu daripada melihat anaknya dapat menyenangkan hati, berbakti, taat sopan santun dan cerdas. Begitu juga sebaliknya tiada sesuatu yang lebih menyedihkan hati merek daripada melihat anak mereka yang durhaka, pembangkang tidak sopan lagi bodoh. Nah, makanya berusahalah menjadi anak yang menyenangkan hati kedua orangtua dan mohonlah doa kepada mereka supaya engkau dapat mencapai cita-citamu.
Berbakti kepada guru
Sebagaimana orang tua kita, ternyata guru juga mempunyai jasa yang sangat besar kepada kita. Mereka mengajari kita ilmu yang berguna, mendidik ahklaq, nah tentunya kita juga wajib mencintai dan menghormatinya, menyenangkan hatinya dan memperlakukannya dengan baik. Guru di sini bisa guru kita di sekolah ataupun guru ngaji di rumah, dan siapapun yang telah mengajari kita suatu ilmu yang bermanfaat. Gimana sih caranya kita berbakti kepada guru.
Terimalah pelajaran yang diberikan guru dengan hati yng ikhlas, perasaan senang, mematuhi perintahnya yang tentunya akan bermanfaat bagi kita sendiri.
Murid yang sopan dan rendah hati akan mudah mendapatkan ilmu dan mendapatkan manfaatnya. Sebaliknya murid yang sombong dan tidak sopan hanya akan menambah kesombongan dan meperburuk perilakunya.
Dalam hadist Rasul, “Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk menyaingi orang-orang yang berilmu atau untuk menarik perhatian orang lain kepada dirinya, maka Allah akan memasukkannya ke neraka…”.
Hendaklah memberi salam kepada gurumu setiap bertemu dengannya dan menjabat tangannya serta menghadapinya dengan wajah yang tersenyum.
Hendaklah mengunjunginya/bersilahturhmi baik dalam sehat maupun sakit serta mendoakannya.
Demikianlah bagaimana cara kita berbakti kepada guru kita yang jasanya sangat besar dalam membantu kita menuntut ilmu. Jadi, ingat yah jangan membuata guru kita marah besar akibat kita berbuat yang tidak baik terhadap mereka, OK?!


Referensi
1. Nasihat-nasihat Qur`an: Akhlak dan Perilaku, Litera Antarnusa.
2. Terjemah Bulughul Maram. Muh Syarief Sukandy, PT Al Ma`arif: Bandung.
3. Aqidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidiyah, Drs. H. Chatibul Umam dkk., Menara Kudus.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung

Followers

VIDEO


 

Ucapan Mutiara (Khalifah ‘Umar)

* Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.

*Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

- Kisah penuh hikmah para Nabi dan Rasul


Designed by Rosid Ssoy.Rizal.Risky | Inspirated by Cebong Ipiet | Image by DragonArtz | Author by ASEGA 2011